-->

Model Pembelajaran Tematik

Pada bagian ini, Bapak/Ibu diajak untuk memahami kembali konsep tentang Model pembelajaran tematik. Secara umum model pembelajaran terpadu dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu keterpaduan dalam satu disiplin ilmu atau pembelajaran terkait (connected), keterpaduan beberapa disiplin ilmu atau pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dan keterpaduan di dalam dan beberapa disiplin ilmu (integrated). Dalam paket ini hanya dibahas dua model, yaitu pembelajaran terkait dan jaring laba-laba.

A. Model Keterhubungan/Terkait (Connected Model)
1. Pergertian

Menurut Trianto (2007), model pembelajaran terkait atau connected model adalah pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lain, mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, dan dapat jugs mengaitkan pekerjaan hari itu dengan hari yang lain atau hari berikutnya dalam suatu bidang studi.
Pada pembelajaran model ini, kunci utama yang harus dipedomani
adalah adanya satu usaha secara sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu (Sukayati, 2004). Dengan demikian, model terhubung (connected) merupakan model integrasi inter bidang studi. Model ini secara nyata mengorganisasikan atau mengintegrasikan satu konsep, keterampilan atau kemampuan yang ditumbuhkembangkan dalam suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang dikaitkan dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan lain, dalam satu bidang studi. Kaitan dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu. Pengintegrasian ide-ide yang dipelajari tersebut terdapat dalam satu semester atau satu catur wulan dengan semester atau catur wulan berikutnya menjadi satu kesatuan yang utuh.

2. Keunggulan dan Kelemahan
Trianto (2007) dan Sukayati (2004) mengemukakan beberapa keunggulan pembelajaran terpadu tipe connected antara lain sebagai berikut:
• Siswa-siswi memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep, sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus menerus. Karena siswasiswi dapat mengintegrasikan ide-ide dalam inter bidang studi memungkinkan siswa-siswi mengkaji, menkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah. Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi, siswa-siswi mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam.
• Siswa-siswi dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terusmenerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
• Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat dicerna oleh siswa-siswi.
• Kaitan-kaitan dengan sejumlah gagasan di dalam satu bidag studi memungkinkan siswa-siswi untuk dapat menkonseptualisasi kembali dan mengasimilasi gagasan secara bertahap
• Pembelajaran terpadu model terhubung tidak menganggu kurikulum yang
sedang berlaku.

3. Kelemahan pembelajaran tipe connected antara lain:
• Masih kelihatan terpisahnya interbidang studi
• Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi; dan
• Dalam memadukan ide-ide pada satu bidag studi, usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.

Contoh Pembelajaran Model Keterhubungan/Terkait (connected model) Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan ini guru mencermati standar kompetensi suatu mata pelajaran untuk menentukan keterkaitan antar kompetensi dasar suatu mata pelajaran dalam satu tingkat kelas. Kemudian guru menjabarkan standar kompetensi ke dalam indikator.

Contoh.
Pada Permendiknas no. 22 tentang standar isi, pada mata pelajaran IPS kelas III semester 2 terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut:

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang
• mengenal jenis-jenis pekerjaan
• memahami pentingnya semangat kerja
• memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah
• mengenal sejarah uang
• mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan

Kompetensi dasar tersebut kemudian dijabarkan dalam indikator sebagai berikut:

• Mengenal jenis-jenis pekerjaan
✓ mengenal pekerjaan bidang perdagangan
✓ mengenal bidang pekerjaan guru
✓ mengenal bidang pekerjaan polisi

• Memahami pentingnya semangat kerja
✓ menjelaskan pengertian eros kerja
✓ mengidentifikasi cirri-ciri semangat kerja
✓ menjelaskan pengaruh semangat kerja terhadap kesuksesan bekerja

• Memahami kegiatan jual bell di lingkungan rumah dan sekolah
✓ mengidentifikasi kegiatan jual bell di lingkungan rumah dan sekolah
✓ mengenal jual bell kebutuhan sehari -hari

• Mengenal sejarah uang
✓ mengenal sistem barter
✓ mengenal alat tukar emas dan perak
✓ mengenal alat tukar logam

• Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan
✓ mengenal berbagai nilai mata uang
✓ mengenal manfaat mata uang
✓ memecahkan masalah yang menggunakan uang

Dari penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator, guru menentukan tema. Misalkan, sebagai mana dijelaskan oleh Sukayati (2004) tema yang diambil adalah belanja. Lebih lanjut, dijelaskan oleh Sukayati (2004) bahwa dalam hal ini guru perlu menyusun dan merencanakan pembelajaran yang mengaitkan belanja dengan materi keterhubungan indikator dalam mata pelajaran IPS di kelas III semester 2. Dengan demikian alternatif bagan dari tema dan sub tema yang diambil dapat disajikan sebagai berikut:


Menurut Sukayati (2004) aktivitas yang akan dilaksanakan dapat direncanakan menjadi beberapa kali pertemuan yang meliputi 4 kegiatan. Dalam satu kegiatan dapat dilaksanakan beberapa kali pertemuan tergantung kepadatan dan ketuntasan dari materi yang ingin dicapai. Pada setiap kegiatan guru dapat melaksanakan penilaian baik proses maupun akhir kegiatan. Sebagai contoh dapat direncanakan sebagai berikut.
Kegiatan 1
Dalam kegiatan ini guru merencanakan pelaksanaan pembelajaran untuk memperkenalkan pekerjaan bidang perdagangan
Kegiatan 2
Dalam kegiatan ini guru mengenalkan kegiatan jual beli untuk kegiatan sehari- hari. Siswa-siswi diajak mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah serta mengenal jual beli kebutuhan seharihari.
Kegiatan 3
Dalam kegiatan ini guru melaksanakan pembelajaran untuk mengenalkan nilai mata uang; misal: lima ribuan, ribuan, lima ratusan dan ratusan serta manfaat dari uang antara lain untuk jual beli. Media yang harus disiapkan ialah uang uangan atau model peraga mata uang yang nilainya lima ribuan, ribuan, lima ratusan dan ratusan.




Pada tahap ini diperkenalkan puia nilai tukar mata uang. Contoh: 1 lembar lima
ribuan ditukar menjadi 5 lembar ribuan, 1 lembar ribuan ditukar menjadi 2 lembar/ atau 2 keping lima ratusan dan seterusnya.




Tahap pelaksanaan
Untuk contoh tahap pelaksanaan pada penulisan ini hanya akan dibahas mengenai kegiatan 4 saja, yaitu kegiatan yang merupakan gabungan dari pengetahuan dan keterampilan pada kegiatan 1 sampai dengan 3 pada tahap perencanaan yang dibahas di atas.

Metode/strategi
Kegiatan pembelajaran pada tahap ini adalah bermain peran untuk melakukan kegiatan jual-beli kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode demonstrasi.

Skenario KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Dengan bermain peran siswa-siswi seakan-akan bermain, tetapi sebetulnya siswa-siswi juga berpikir dan bertindak, yaitu siswa-siswi menjadi pembeli, penjual, mengidentifikasi kebutuhan yang ingin dibeli, mengkalkulasi keseimbangan uang yang dimiliki dengan berang yang akan dibeli, dan tukar menukar nilai mata uang.
Kegiatan belajar mengajar dapat dijabarkan sebagai berikut:

• Siswa-siswi dibagi menjadi beberapa kelompok, yang masing-masing kelompok berimbang antara laki-laki dan perempuan. Pembagian tugas setiap kelompok diatur sebagai berikut. Tiga orang sebagai pembeli, 1 orang sebagai penjual, dan 1 orang sebagai pengamat. Tugas pengamat adalah mengamati proses terjadinya jual bell barang-barang, penghitungan barang yang dibeli, penghitungan harga, pembayaran dan pengembalian. Mengingat tugas pengamat yang begitu penting, maka siswa-siswi yang ditunjuk sebagai pengamat ini harus mempunyai kelebihan pengetahuan dan keterampilan dibanding teman yang lain. Siswa-siswi yang bertugas sebagai penjual dan pembeli dapat bergantian dalam proses jual bell pada 1 periode yang telah ditentukan sampai selesai.
• Setiap siswa-siswi yang bertugas sebagai pembeli diberi sejumlah uang yang telah ditentukan misal Rp 5.000,00 untuk dibelikan sejumlah barang yang mereka inginkan, dan diharapkan uang yang dipunyai tidak dihabiskan atau masih ada uang kembali. Penjual juga diberi modal berupa barangbarang yang dijual dan mata uang yang bernilai kecil sebagai uang kembalian.

• Bila transaksi periode 1 telah selesai maka dapat dilanjutkan ke periode 2, dengan cara mengganti peran petugas penjual menjadi pembeli. sedangkan salah satu pembeli berganti peran menjadi penjual. Kegiatan ini diteruskan sehingga masing-masing siswa-siswi pernah bertugas sebagai pembeli maupun penjual.

Media
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran ini adalah barang-barang bekas kebutuhan sehari-hari, seperti botol bekas sampoo, botol bedak bayi, botol minyak kayu putih, atau bungkus makanan anak-anak.

Penilaian
Dalam pembelajaran ini guru bekerja bersama-sama dengan pengamat untuk membantu individu maupun kelompok dalam melaksanakan tugasnya. Guru secara terus menerus melakukan pengamatan dan penilaian balk secara individu maupun kelompok. Aspek-aspek penilaian dapat berupa: (1) partisipasi tiap-tiap siswa-siswi dalam kerja kelompok, (2) kekompakan kelompok, (3) produktivitas kelompok, (4) toleransi dan sikap, (5) penggunaan bahasa dalam komunikasi. Teknik yang digunakan dalam menarik kesimpulan penilaian dapat beragam misalnya melalui: daftar check, pengamatan, penyajian laporan secara individu dari pengalaman siswa-siswi menjadi pembeli maupun penjual, maupun tes tertulis setelah proses pembelajaran selesai.


Untuk Model Pembelajaran Jaring Laba-Laba (Webbed Model) akan kita bahas pada postingan selajutnya yaa bapak/ibu.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih






0 Response to "Model Pembelajaran Tematik "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel