-->

Fikih Kelas 4 "Zakat Fitrah"

Zakat Fitrah


Sebagai orang Islam berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan yang sudah tercermin dalam rukun Islam yang berjumlah 5 rukun, yaitu membaca syahadat, melaksanakan shalat, membayar zakat, melaksanakan puasa, dan menunaikan ibadah haji.


بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ  ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ . مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا 


Artinya:

“Islam dibangun atas lima dasar, yaitu : 1) Dua Kalimat Syahadat, bahwasannya tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah, 2) Mendirikan Shalat ( lima waktu ) 3) Membayar Zakat, 4) Berpuasa pada bulan Ramadhan, 5) pergi haji jika mampu. ( HR. Bukhari dan Muslim )


Dari hadis di atas kita akan mempelajari satu dari lima rukun Islam, yaitu rukun ke tiga,membayar zakat.


Anak-anak, kita akan membandingkan tiga contoh memberikan harta kepada orang lain sebagai berikut ;


Di suatu daerah muslim sudah terbiasa dengan kegiatan membagi-bagikan hasil panennya kepada tetangga, atau dikumpulkan panitia di masjid, kemudian baru dibagi-bagikan kepada kaum muslim yang berhak menerima zakat di kampungnya. Bagi anak-anak yang di desanya tidak ada kegiatan seperti itu, mintalah informasi kepada temanmu yang sudah terbiasa ada pembagian zakat !


Pada akhir bulan Ramadhan orangtua kita mengantar beras atau makanan pokok lainnya ke masjid untuk diberikan kepada panitia di masjid yang kemudian dibagi-bagikan kepada seluruh masyarakat di kampungnya terutama yang tidak mampu atau fakir miskin.


Kadang-kadang kita memberi orang lain baik berupa uang, makanan

maupun pakaian, baik di rumah bersama orangtua maupun di madrasah dengan uang jajan kita! Betulkan ?


Dengan keterangan dari firman Allah Swt, dan Hadis Nabi Muhammad Saw tersebut di atas marilah kita pelajari dan fahami :


Dari uraian contoh di atas anak-anak dapat menyimpulkan bahwasannya membagi-bagikan harta benda kepada orang lain itu boleh disebut zakat. Kesimpulan itu ada benarnya karena kegiatan pada contoh di atas adalah membagi-bagikan harta benda kepada orang lain. Tetapi akan timbul pertanyaan mengapa yang dibagikan hasil panen? Mengapa dibagikan setelah panen ?

Mengapa yang dibagikan berupa (beras) makanan pokok ? mengapa dibagikan ketika Puasa Ramadan atau sebelum shalat Idul Fitri ? dan sebagainya.


Sekarang kita pelajari bersama sebenarnya apa yang dimaksud dengan zakat itu ? Istilah zakat berasal dari kata Arab yang berarti suci atau kesucian, atau arti lain yaitu keberkahan. Menurut istilah Agama Islam zakat adalah ukuran/kadar harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya untuk diserahkan kepada golongan/orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. Berarti seorang muslim yang telah memiliki harta dengan jumlah tertentu (nisab) sesuai dengan ketentuan dan waktu tertentu (haul) yaitu satu tahun wajib mengeluarkan zakatnya.

Adapun Tujuan zakat adalah sebagaimana yang dijelaskan melalui firman Allah dalam surah at- Taubah ayat 103:


خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ


Artinya :

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah [9]:103)


Jadi tujuan Allah memerintahkan umat Islam untuk membayar zakat adalah agar harta yang dimilikinya menjadi bersih dan suci. Karena kalau zakat tidak dibayarkannya, harta yang dimiliki menjadi kotor karena tercampur hak orang lain yang dititipkan kepada orang yang berhak mengeluarkan zakat. Allah berfirman dalam surah Adz-Dzariyat ( Q.S. 51 ) ayat 19 :


وَفِىٓ أَمْوَٰلِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّآئِلِ وَٱلْمَحْرُومِ


Artinya :

“Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak meminta.” (Q.S. Adz-Dzariyat: 19)


  1. Zakat Fitrah

Zakat fitrah juga disebut zakat jiwa yaitu setiap jiwa/orang yang beragama Islam harus memberikan harta yang berupa makanan pokok kepada orang yang berhak menerimanya, dan dikeluarkan pada bulan Ramadhan sampai dengan sebelum shalat Idul Fitri pada bulan Syawal.

Zakat Fitrah merupakan salah satu bagian dari zakat, dimana kewajibannya dibebankan kepada semua orang yang beragama Islam, baik yang baru lahir sampai yang sakaratul maut. Jadi siapapun baik kaya, miskin, laki-laki maupun perempuan, tua, muda maupun bayi, semuanya harus membayar zakat fitrah.

Mengapa disebut Zakat Fitrah? karena fitrah berarti suci, sehingga tujuan kegiatan itu untuk mensucikan setiap jiwa seorang muslim pada setiap tahunnya.


  1. Ketentuan Zakat Fitrah

  1. Hukum Zakat Fitrah

Mengeluarkan zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan, merdeka atau hamba sahaya.

Orang yang berkewajiban membayar zakat fitrah apabila mempunyai kelebihan makanan sehari semalam dalam keluarga itu yang hidup sejak awal sampai terbenamnya matahari akhir bulan Ramadan.

Dasar hukum mengeluarkan zakat fitrah terdapat Al-Qur'an dan hadis.

Al-Qur'an :


قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (14) وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى (15)


Artinya:

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat .” (QS al-A’la (87): 14-15).


Hadis Nabi Muhammad Saw. : 

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنْ الْمُسْلِمِينَ

Artinya : Dari Ibnu Umar bahwasannya, Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadhan kepada semua orang Islam, orang yang merdeka, atau hamba sahaya laki-laki atau perempuan, sebanyak 1 sha’ (3,1 liter) kurma atau gandum. (HR.Muslim:1635)

Dengan hadis di atas, zakat fitrah merupakan alat pembersih bagi orangorang yang berpuasa dan dikeluarkan sebelum shalat Idul Fitri. Kemudian yang harus kita berikan perorang/jiwa sebanyak 3,1 liter atau sekitar 2,5 Kg dan hanya diberikan dalam setahun sekali.

  1. Waktu Pembayaran Zakat Fitrah

Pembayaran zakat fitrah boleh dilakukan secara langsung kepada mustahik dan boleh juga melalui amil zakat. Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah saat terbenamnya matahari pada penghabisan Ramadan (malam takbiran) sampai sebelum dilaksanakannya shalat Idul Fitri.

Tidak ada larangan zakat fitrah dibayarkan sebelumnya yaitu mulai tanggal 1 Ramadan. Apabila zakat fitrah dibayarkan setelah shalat Idul Fitri, maka dianggap sebagai sedekah biasa.

فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِطُهْرَةً لِلصَّائِمِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَا كِيْنِ, فَمَنْ اَدَّاهَاقَبْلَ الصَّلاِةِفَهِيَ زَكَاةٌمَقْبُوْلَة,ٌ وَمَنْ اَدَّاهَابَعْدَ الصَّلاَةِفَهِيَ صَدَ قَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ

Artinya :

“Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari hal-hal yang tidak bermanfaat, kata-kata kotor, dan memberi makan orang-orang miskin. Barang siapa mengeluarkannya sebelum shalat Idul Fitri , zakatnya diterima , dan barang siapa yang mengeluarkannya setelah shalat idul fitri, hal itu merupakan salah satu dari sedekah.” (HR. Abu Dawud dari Ibnu Abbas )

Adapun waktu membayar zakat fitrah adalah sebagai berikut:

  1. Waktu wajib yaitu sejak terbenamnya matahari pada akhir bulan Ramadan samapai menjelang Shalat Idul Fitri

  2. Waktu haram yaitu membayar zakat fitrah setelah terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri

  3. Waktu afdal (lebih baik) yaitu sesudah shalat subuh tanggal 1 Syawal sebelum pergi ke shalat Idul fitri.

  4. Waktu mubah (boleh) yaitu sejak tanggal 1 Ramadan sampai dengan akhir bulan Ramadan.

  5. Waktu makruh yaitu sesudah shalat idul fitri sebelum terbenamnya matahari pada tanggal 1 Syawal.

3. Orang yang Berkewajiban Membayar Zakat Fitrah

Orang-orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah syaratnya adalah :

  1. Beragama Islam

  2. Orang tersebut, ketika sebelum matahari terbit pada hari raya Idul Fitri masih hidup (yang baru lahir maupun dalam sakaratul maut)

  3. Mampu menafkahi dirinya dan keluarganya

  4. Orang yang tidak berada di bawah tanggung jawab orang lain

  5. Seorang kepala rumah tangga wajib mengeluarkan zakat fitrah bagi dirinya, istri, anak-anaknya, ibunya dan orang lain yang menjadi tanggungannya misalnya karyawannya, pembantunya dan lainnya.

Berikut hadis Rasulullah mengenai hal ini :

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنْ الْمُسْلِمِينَ

Artinya :

Dari Ibnu Umar bahwasannya, Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadhan kepada semua orang Islam, orang yang merdeka, atau hamba sahaya laki-laki atau perempuan, sebanyak 1 sha’ (3,1 liter) kurma atau gandum. (HR.Muslim:1635)

Jadi jelaslah bagi kita dari hadis Rasulullah di atas apa yang harus diberikan dari kewajiban zakat fitrah ini, yaitu gandum atau tamar ataupun makanan pokok pada suatu daerah tertentu seperti beras di Indonesia pada

umumnya, jagung di Madura, sagu di Papua dan lain-lain.

Melihat ketentuan yang harus diberikan adalah makanan pokok berarti pemberian lain tidak diperkenankan seperti memberikan suatu benda elektronik, baju, kendaraan bahkan uang atau yang lainnya.

4. Orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah


Yang berhak menerima zakat digolongkan menjadi 8 kelompok, seperti yang difirmankan Allah dalam surah at -Taubah ayat 60 :

إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْعَٰمِلِينَ عَلَيْهَا وَٱلْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَٱلْغَٰرِمِينَ وَفِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Artinya : “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf ), untuk (memerdekakan hamba sahaya), untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah, Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS.At-Taubah: 60)

Berdasarkan ayat di atas 8 kelompok yang berhak menerima zakat adalah :

  1. Fakir ádalah orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak memiliki pekerjaan untuk mencarinya

  2. Miskin adalah orang yang memiliki harta tetapi hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

  3. Amil adalah orang yang mengelola pengumpulan dan pembagian zakat

  4. Muallaf adalah orang yang masih lemah imannya karena baru mengenal dan menyatakan masuk Islam

  5. Budak atau hamba sahaya adalah orang yang memiliki kesempatan untuk merdeka tetapi tidak memiliki harta benda untuk menebusnya.Untuk sekarang ini, perbudakan semacam itu sudah tidak ada di negara kita (Indonesia).

  6. Garim yaitu orang yang memiliki hutang banyak sedangkan dia tidak bisa melunasinya.

  7. Fisabilillah adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah sedangkan dalam perjuangannya tidak mendapatkan gaji dari siapapun

  8. Ibnu Sabil yaitu orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan, sehingga sangat membutuhkan bantuan.

C. Tata Cara memberikan zakat fitrah

Sudah dibicarakan di atas masalah-masalah yang berkaitan dengan apa yang dapat diberikan dari badan zakat fitrah ini, kapan harus diberikan dan kepada siapa zakat fitrah itu diberikan. Tidak perlu bingung, dalam membagikan zakat fitrah ini karena telah banyak lembaga atau panitia yang menangani masalah ini. Hampir di seluruh Masjid dibentuk panitia di setiap tahunnya untuk mengelola zakat fitrah ini.

Lembaga atau organisasi keagamaan juga turut membantu mengelola zakat dengan membuat panitia, seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Al-Irsyad dan lain-lain.

Adapun tata cara berzakat adalah:

  1. Kita memilih makanan pokok (seperti beras, sagu, jagung dll) yang terbaik, minimal sama dengan yang biasa kita makan setiap harinya

  2. Kita takar sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu bila menggunakan takaran literan maka gunakan usuran yang stándar, tidak terlalu kecil, kita ambil 3 liter atau lebih. Bila menggunakan timbangan pastikan timbangannya tepat tidak berkurang, kita ambil 2,5 kg beras.

  3. Bagi yang mengeluarkan zakat boleh berdoa dengan niat :

ﻧَﻮَﻳْﺖُ أَﻥْ أُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْسيْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

Artinya: saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diri sendiri wajib karena Allah

  1. Makanan Pokok (beras) kita berikan langsung kepada yang berhak atau diserahkan keoada panitia baik di Masjid atau lainnya.

  2. Kita serahkan tepat waktu sesuai dengan permintaan panitia, atau kita bagikan sendiri kepada yang berhak pada malam idul fitri atau pagi harinya sebelum shalat Idul Fitri

  3. Panitia menerima zakat dengan berdoa :

آجَرَكَ اللهُ فِيْمَا أعْطَيْتَ، وبَارَكَ لَكَ فِيْمَا أبْقَيْتَ ، وَجَعَلَهُ لَكَ طَهُوْراً

Artinya : Semoga Allah memberikan pahala kepadamu dengan apa yang telah engkau berikan dan mudah-mudahan Allah memberkahi apa yang masih ada padamu dan mudah-mudahan Allah menjadikan kesucian bagi kami dan kamu

  1. Panitia bertanggung jawab membagikan kepada yang berhak menerimanya.

Dengan terbentuknya panitia zakat memudahkan umat Islam dalam menyalurkan zakat fitrah dan diperbolehkan zakat kita dibagikan langsung kepada yang berhak menerima dengan catatan harus dijaga keadilan, keamanan agar tidak terjadi perebutan atau antrian yang dapat merugikan umat Islam sendiri.


0 Response to "Fikih Kelas 4 "Zakat Fitrah""

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel