-->

Akidah Akhlak Kelas 5 Pelajaran 2 "Mengenal Allah Melalui Asmaul Husna"

 Pelajaran 2

Mengenal Allah Melalui Asmaul Husna



A. Mengenal Sifat Ar-Rozzaq ( اَلرَّزَّاقُ )


Adapun sikap terbaik dalam meneladani sifat Ar-Rozzaq ini adalah memberikan pekerjaan kepada orang yang belum bekerja. Jika uang yang kita berikan kepada seseorang maka hanya bisa dipergunakan untuk keperluan hidup beberapa hari saja. Namun apabila kita memberikan pekerjaan kepada seseorang, maka orang itu bisa memenuhi kebutuhan hidup untuk dirinya dan keluarganya dalam waktu yang relatif lama.


B. Mengenal Sifat Al-Fattah (الفَتَّاحُ)


Al-Fattah artinya Yang Maha Membuka. Kata “membuka” berarti sebelumnya ada sesuatu yang tertutup. Apa sesuatu yang tertutup itu? Setiap manusia pasti mempunyai persoalan dalam kehidupan. Persoalan yang dihadapi oleh manusia itulah yang dinamakan sebagai sesuatu yang tertutup. Allah sebagai Al-Fattah maksudnya Allah yang akan membuka segala persoalan yang dihadapi oleh hamba-hamba-Nya. Misalnya seseorang yang pintu rezekinya tertutup, dibuka-Nya sehingga ia menjadi berkecukupan atau kaya. Agar Allah membukakan pintu rezeki maka harus giat berusaha dan berdoa.


Ar-Rozzaq artinya Yang Maha Pemberi Rezeki. Allah adalah pencipta semua makhluk dan Allah pula yang akan menentukan rezeki kepada semua makhluk-Nya. Jadi sebagai seorang muslim, kita harus benar-benar yakin bahwa semua makhluk yang ada di muka bumi ini telah ditentukan rezekinya oleh Allah. Firman Allah Swt.:


وَمَا مِن دَآبَّةٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّۭ فِى كِتَٰبٍۢ مُّبِينٍۢ


Artinya:

“Dan tiada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di muka bumi kecuali telah ditentukan Allah rezekinya ....” (Q.S. Huud, 11: 6)


Bukti bahwa Allah bersifat  Ar-Rozzaq adalah Allah memberi rezeki kepada manusia. Manusia mendapatkan rezeki dari Allah sejak dalam kandungan sampai dia lahir ke dunia bahkan sampai meninggal dunia. Namun yang perlu diketahui adalah bahwa rezeki itu tidak datang begitu saja. Untuk mendapatkan rezeki manusia perlu berusaha dengan sungguh-sungguh.


Sebagai seorang muslim, tentunya harus berusaha dengan cara yang halal, agar rezeki yang diperoleh menjadi berkah. Di samping berusaha kita juga perlu berdoa kepada Allah agar mendapat kemudahan dalam memperoleh rezeki.


Dengan melakukan usaha yang sungguh-sungguh dan berdoa, maka insya Allah tidak ada istilah kelaparan. Allah bersifat  Ar-Rozzaq. Apabila Allah berkehendak memberikan rezeki kepada seseorang, maka tak ada satupun yang dapat menghalanginya. Begitu pula sebaliknya, jika Allah berkehendak menahan rezeki seseorang, maka tak ada satupun yang dapat memberikannya.


Selain manusia, Allah juga memberi rezeki kepada tumbuh-tumbuhan, memberi rezeki kepada ikan-ikan yang hidupnya di air, memberi rezeki kepada burung-burung yang terbang di angkasa, memberi rezeki kepada cacing yang ada dalam tanah. Semua makhluk hidup tersebut mendapatkan rezeki dengan

cara yang berbeda. Itu semua telah diatur oleh Allah sebagai pemilik sifat Ar-Rozzaq


Allah membukakan pintu hati untuk menerima kebenaran (hidayah). Sifat Al-Fattah yang berkaitan dengan hidayah ini terjadi pada pribadi sahabat Umar bin Khattab. Pernahkah kamu membaca kisah Umar bin Khattab?

Sebelum masuk Islam Umar bin Khattab mempunyai perilaku yang sangat kejam. Sifat kejam Umar bin Khattab ini terlihat pada saat mengubur putrinya hidup-hidup. Tetapi setelah masuk Islam, Umar menjadi orang yang sangat takut kepada Allah dan hatinya sangat lembut. Itu semua adalah atas kehendak Allah yang mempunyai sifat Al-Fattah


Al-Fattah juga berarti membukakan pintu rahmat. Rahmat artinya kasih sayang. Contohnya, kasih sayang seorang ayah untuk menyayangi seluruh anggota keluarganya. Bagaimana dengan ayah dan ibumu, sangat menyayangimu bukan? Menyayangi anggota keluarga bukan berarti menuruti semua keinginannya. Seorang ayah tentu lebih tahu kebutuhan anak-anaknya.

Jadi andaikata ada keinginanmu yang tidak atau belum dituruti oleh orang tuamu bukan berarti mereka tidak sayang kepadamu. Firman Allah.


مَّا يَفْتَحِ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ


Artinya:

“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, Maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya (Q.S. Fathir, 35: 2)


Seorang pelajar yang semula kesulitan dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru, karena ketekunannya dalam belajar dan berdoa sehingga mudah baginya dalam menerima pelajaran. Ini juga merupakan sifat Al-Fattah Allah.


Adapun cara meneladani sifat Al-Fattah Allah adalah ikut membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh teman, menyayangi teman tanpa membeda-bedakannya, giat dalam menuntut ilmu, dan membantu teman yang mengalami kesulitan dalam belajar.



C. Mengenal Sifat Asy - Syakur ( الشَّكُورُ )


Apa yang akan kamu lakukan atas pemberian orang lain? Bolehkah kita meremehkan pemberian orang lain? Begitu juga terhadap pemberian Allah. Allah telah memberikan kenikmatan kepada kita sangat banyak, maka kita tidak boleh meremehkannya.

Asy-Syakur artinya Yang Maha Menerima Syukur. Allah adalah Zat yang senang terhadap hamba-Nya yang mau bersyukur kepada-Nya. Firman Allah Swt.:


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ


Artinya:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim, 14: 7)


Bersyukur artinya berterima kasih, menampakkan sesuatu ke permukaan. Maksudnya, bersyukur adalah memberikan sebagian nikmat (rezeki) kepada orang lain yang membutuhkan. Lawan dari bersyukur adalah kufur. Kufur artinya menutupi, yaitu menutupi (enggan) memberikan sebagian nikmat (rezeki) kepada orang yang membutuhkan. Atau dengan kata lain orang yang kufur nikmat adalah orang yang kikir.


Bukti bahwa Allah bersifat Asy-Syakur adalah Allah memberikan tambahan nikmat bagi orang yang mau bersyukur. Jika masih hidup di dunia, nikmat itu dapat berupa rezeki, ilmu, kesehatan, dan ketentraman atau ketenangan hidup. Allah juga akan memberikan surga dan segala isinya kepada orang-orang yang beriman dan bertakwa. Tentunya nikmat ini diberikan oleh Allah di kehidupan akhirat kelak.

Bagaimana cara meneladani sifat Asy-Syakur Allah? Caranya adalah memberikan sebagian rezeki yang telah kita terima kepada orang-orang yang membutuhkan dan terbiasa mengucapkan terima kasih kepada orang lain yang telah memberikan bantuan atau pertolongan kepada kita. Itu yang luar biasa, misalnya ada seekor sapi yang mempunyai kaki lima.


D. Mengenal Sifat Al-Mughniy (المغني)


Al-Mughniy artinya Yang Maha Pemberi Kekayaan. Allah Swt. telah memberikan kekayaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Allah adalah Zat yang sebenar benarnya kaya karena Dia tidak membutuhkan kekayaan, bahkan Allah tidak butuh kepada sesuatu.

Allah Swt. berfirman dalam surah al-Hajj ayat 64:


لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ


Artinya:

“Kepunyaan Allah lah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Q.S. al-Hajj, 22: 64)


Oleh karena itu, jika kamu ingin kaya maka mintalah kepada Zat yang Maha Pemberi Kekayaan,yaitu Allah. Allah adalah Zat yang sebenar benarnya kaya karena Dia tidak butuh kekayaan bahkan tidak butuh kepada sesuatu.

Betapapun kayanya manusia, maka dia tetap butuh kepada orang lain untuk menjaga kekayaanya atau bahkan menambah kekayaannya. Bukti bahwa Allah bersifat Al-Mughniy adalah Allah memberi kekayaan kepada manusia yang dikehendaki-Nya. Diantara manusia yang diberi kekayaan yang melimpah oleh Allah adalah Nabi Sulaiman a.s., Usman bin Affan, Fir'aun, dan Qarun.

Kekayaan yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman a.s. dan Usman bin Affan dapat mengantarkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan kekayaan yang dimiliki oleh Fir'aun dan Qarun semakin menjauhkan dirinya kepada Allah.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا ۚ وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ إِنْ شَاءَ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ


Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis. Maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. Dan jika kalian khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepada kalian dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah, 28)


Di samping kekayaan berupa harta, Allah memberi kekayaan hati kepada manusia. Dengan kekayaan hati manusia hidupnya menjadi tenang dan tentram. Walaupun hidupnya sederhana namun selalu bahagia. Karena sesungguhnya kebahagian itu bukan terletak pada materi tetapi terletak pada hati.

Orang yang meneladani sifat Al-Mughniy Allah dapat kita lihat ciricirinya sebagai berikut: tidak bosan atau menggerutu terhadap seringnya permintaan, memiliki sifat kasih sayang kepada setiap orang yang membutuhkan.








0 Response to "Akidah Akhlak Kelas 5 Pelajaran 2 "Mengenal Allah Melalui Asmaul Husna""

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel