Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Untuk menguasai kompetensi pedagogik, seorang guru diantaranya harus dapat menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif.
Menurut Hudoyo (1988) belajar merupakan suatu usaha yang berupa kegiatan hingga terjadi perubahan tingkah laku yang relatif lama dan tetap.
Kegiatan yang dimaksud itu dapat diamati dengan adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Di sekolah, perubahan tingkah laku itu ditandai oleh kemampuan siswa mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilannya.
Adapun teori merupakan prinsip umum yang didukung oleh data dengan maksud untuk menjelaskan sekumpulan fenomena.
Dengan demikian berdasarkan pengertian belajar dan teori tersebut, secara ringkas dapat dikatakan teori belajar merupakan hukum - hukum/prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi terjadinya belajar.
Teori belajar dapat merupakan sumber hipotesis, kunci dan konsep - konsep sehingga pengajar dapat lebih efektif dalam melaksanakan pembelajaran. Teori belajar akan sangat membantu pengajar dalam membelajarkan siswa. Dengan memahami teori belajar, pengajar akan memahami proses terjadinya belajar pada manusia. Pengajar akan mengetahui apa yang harus dilakukan sehingga siswa dapat belajar dengan optimal.
Tidak ada satupun teori yang dapat menjelaskan secara tuntas semua seluk beluk belajar manusia. Oleh sebab itu dalam mengaplikasikan teori belajar, hendaknya tidak terpaku pada satu atau dua teori belajar tertentu saja, melainkan disesuaikan dengan kondisi faktual, keberagaman, tingkat perkembangan dan sasaran serta tujuan belajar.
Untuk lebih mengoptimalkan hasil pembelajaran, guru perlu memadukan beberapa teori belajar. Namun harus diperhatikan bahwa tidak semua teori belajar dapat dipadukan, karena berangkat dari asumsi-asumsi yang berbeda dalam penyusunan teori belajar tersebut.
1. Teori Behaviorisme:
• Seseorang dianggap telah berhasil belajar jika ditandai adanya perubahan tingkah laku.
• Menurut teori ini, dalam belajar diperlukan adanya input (stimulus) dan output (respon).
• Stimulus adalah segala sesuatu yang diberikan guru, respon adalah tanggapan yang ditunjukkan siswa akibat dari stimulus yang diberikan oleh guru.
• Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut
• Paham behaviorisme berkonsentrasi pada studi tentang tingkah laku yang dapat diamati dan diukur
• Teori ini mengabaikan proses berpikir yang terjadi dalam pikiran
2. Tokoh dalam teori Behaviorisme adalah:
a) Teori pengkondisian Pavlov
b) Teori koneksionisme Thorndike
c) Teori pengkondisian operan Skinner
d) Teori Pembiasaan Asosiasi Dekat oleh Gutrie
e) Teori Kognitif Sosial oleh Bandura
3. Clasiccal Conditioning oleh Ivan Pavlov:
• Teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia juga tidak lain adalah hasil dari pada conditioning, yaitu hasil dari latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap syarat-syarat atau perangsang-perangsang tertentu yang dialaminya dalam kehidupannya.
• Metode Pavlov ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya.
4. Connectionism oleh Thorndike
• Koneksionisme merupakan teori yang paling awal dari rumpun behaviorisme.
• Belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi (connections) antar stimulus dan respons, salah satu pemikirannya adalah tentang ”trial and error learning” (belajar mencoba-coba).
• Thorndike juga mengemukakan beberapa hukum tentang belajar, yaitu: Hukum Kesiapan (Law of Readiness) , Hukum
Latihan (Law of exercise), Hukum Akibat (Law of Effect)
5. Operant Conditioning oleh Skinner
• Teori ini didasari oleh adanya penguatan (reinforcement).
• Jika teori Pavlov yang diberi kondisi adalah stimulusnya maka pada teori ini yang diberi kondisi adalah responsnya.
• Misalnya, karena seorang anak giat belajar maka dia mampu menjawab ujian. Guru kemudian memberikan penghargaan (sebagai penguatan terhadap respon) dengan nilai tinggi, pujian atau hadiah. Berkat pemberian penghargaan ini, anak akan menjadi lebih rajin.
6. Prinsip-prinsip pembelajaran behavioral:
• Buatlah kelas dapat dinikmati secara intelektual, sosial, dan fisik, sehingga para siswa merasa aman dan nyaman.
• Jadilah terbuka dan spesifik mengenai materi yang perlu dipelajari
• Yakinkan bahwa siswa memiliki pengetahuan dan keahlian dasar yang memampukan mereka untuk mempelajari materi baru
• Perlihatkan koneksi antar materi baru dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.
• Ketika materi baru bersifat kompleks, perkenalkan secara perlahan, aturlah materi baru ke dalam beberapa bagian yang berurutan, pendek, dan mudah dipelajari.
• Asosiasikan materi yang akan dipelajari dengan hal-hal yang disukai siswa
• Katakan kepada siswa, hal-hal apa yang paling penting
• Kenali dan pujilah kemajuan. Jangan berharap siswa belajar dengan kecepatan dan jumlah yang sama
• Cari tahu hal-hal apa yang menimbulkan perasaan dihargai untuk masing-masing siswa dan gunakan hai itu untuk menguatkan perilaku belajar siswa.
• Untuk sebuah tugas baru atau sulit, perlu disediakan penguatan yang lebih sering
• Berikan penguatan akan perilaku belajar yang Anda harapkan dari siswa
• Ciptakan situasi yang memungkinkan setiap siswa memiliki kesempatan untuk sukses
• Contohkanlah perilaku Anda agar siswa meniru, contohnya: tunjukan antusiasme dalam belajar
• Bahan ajar yang akan dipelajari harus disajikan dalam bagian perbagian dan dalam langkah-langkah yang berurutan.
7. Teori Belajar dalam aliran Kognitivisme;
• Didasarkan pada proses berpikir dibalik tingkah laku yang terjadi
• Teori ini menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
• Unsur terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu sesuai dengan situasi belajarnya.
• Apa yang diketahui siswa akan menentukan apa yang akan diperhatikannya, dipersepsi olehnya, dipelajari, diingat atau bahkan dilupakan.
8. Tokoh-Tokoh dalam teori Kognitivisme adalah:
• Teori Perkembangan Kognitif Piaget
• Teori Pemrosesan Informasi Gagne
• Teori representasi mode Bruner
• Teori bermakna Ausubel
• Teori belajar matematika Dienes
• Teori belajar geometri Van Hiele
• Teori belajar matematika Brownell dan Van Engen
9. Teori Perkembangan Kognitif Anak oleh Piaget
• Pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuankemapuan mental yang sebelumnya tidak ada.
• Pertumbuhan intelektual bersifat kualitatif. Dengan kata lain, daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.
• Perkembangan kognitif anak terbagi menjadi empat tahap: (1)
Tahap sensory – motor, usia 0-2 tahun; (2) Tahap pre – operational, usia 2-7 tahun; (3) Tahap concrete – operational,
usia 7-11 tahun; dan (4) Tahap formal – operational, usia 11-15
tahun.
10. Teori Belajar Penemuan oleh Bruner
• Teori Belajar Penemuan intinya adalah bahwa seseorang mengolah apa yang diketahui itu kepada satu corak dalam
keadaan baru (lebih kepada prinsip konstruktivisme).
• Belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan.
Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan akan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer yang lebih baik.
• Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah.
11. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dalam Teori Kognitivisme:
• Peserta didik harus membuat hubungan antar informasi baru dengan informasi yang sudah dimilki
• Informasi baru harus disajikan secara logik untuk disampaikan kepada siswa
• Siswa akan melupakan informasi, kecuali mereka berlatih atau berpikir mengenai informasi itu
• Siswa harus berinteraksi dengan guru dan didorong untuk
bertanya
• Ketika siswa dapat menemukan sesuatu atas usaha mereka sendiri, mereka akan belajar lebih baik
• Para siswa perlu belajar mengenai cara belajar
• Tujuan terpenting dalam pembelajaran adalah membantu siswa menjadi pemecah masalah yang lebih baik
12. Konstruktivisme didasarkan pada pernyataan bahwa pengetahuan dibangun oleh diri sendiri dari lingkungan untuk memperoleh pengalaman dan skema. Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu:
1) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang relevan,
2) mengutamakan proses,
3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial,
4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman
5) sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup.
6) Konstruktivisme melandasi pemikiran bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang given dari alam karena hasil kontak manusia dengan alam, tetapi pengetahuan merupakan hasil
konstruksi (bentukan) aktif manusia sendiri.
7) Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan atau realitas. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang membentuk skeme, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.
13. Konsep belajar konstruktivisme Jean Piaget adalah:
• Belajar itu tidak hanya menerima informasi dan pengalaman baru saja, tetapi juga penstrukturan kembali informsi dan pengalaman yang baru.
• Teori ini berlandaskan gagasan bahwa perkembangan anak bermakna membangun struktur kognitifnya atau peta mentalnya yang diistilahkan: schema/skema (jamak = schemata/skemata),
• Konsep jejaring untuk memahami dan menanggapi pengalaman fisik dalam lingkungan sekelilingnya.
14. Teori Konstruktivisme Sosial dari Vygotsky:
• Perkembangan pembelajaran anak dipengaruhi oleh kebudayaannya termasuk budaya dari lingkungan keluarganya.
• Pembelajaran kognisi sosial meyakini bahwa kebudayaan merupakan penentu utama bagi pengembangan individu.
• Manusia merupakan satu-satunya spesies yang memiliki kebudayaan hasil rekayasa sendiri, dan anak manusia berkembang dalam konteks kebudayaannya sendiri.
15. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis konstruktivisme:
• Dalam proses pembentukan pengetahuan, kebermaknaan merupakan interpretasi individual siswa terhadap pengalaman yang dialaminya (Meaning as internally constructed).
• Pembentukan makna merupakan proses negosiasi antara individual siswa dengan pengalamannya melalui interaksi dalam
proses belajar sehingga siswa menjadi tahu (Learning and teaching as negotiated construction of meaning)
• Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari pengajar kepada pembelajar, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan pembelajar membangun sendiri pengetahuannya.
• Mengajar berarti berpartisipasi dengan pembelajar dalam
membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi.
• Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep masing-masing individual siswa.
• Struktur konsep dapat membentuk pengetahuan, bila konsep baru yang diterima dapat dikaitkan/dihubungkan (proposisi) dengan pengalaman yang dimiliki siswa
• Interaksi sosial itu penting, pengetahuan dibangun dengan melibatkan orang lain akan menjadi lebih baik.
• Perkembangan manusia terjadi melalui alat-alat cultural (bahasa, simbol) yang diteruskan dari orang ke orang.
• Zona perkembangan proksimal adalah perbedaan antara apa yang dapat dilakukan sendiri (kemampuan actual) dan apa yang dapat dilakukan dengan bantuan orang yang lebih dewasa (kemampuan potensial)
16. Teori Humanisme:
• Teori belajar pada aliran humanism ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
• Guru harus memperhatikan minat dan kebutuhan anak dan dapat menciptakan lingkungan kelas yang sehat secara sosial dan emosional yang ditandai dengan adanya penerimaan dan rasa saling menghargai
17. Tokoh Humanisme:
• Teori dari Arthur Combs
• Teori dari Maslow
• Teori dari Carl Rogers
18. Prinsip Pembelajaran Humanisme:
• Pembelajaran hendaknya berfokus pada upaya untuk memahami cara manusia menciptakan perasaan, sikap dan nilai-nilai.
• Pembelajaran hendaknya bertemakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar, terutama aspek afektif seperti emosi, perasaan, sikap, nilai dan moral.
• Pembelajaran hendaknya menumbuhkan harga diri dan keyakinan.
• Pembelajaran hendaknya berfokus pada kebutuhan dan minat siswa.
• Sekolah harus menyesuaikan diri menurut kebutuhan anak, bukan anak yang menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah
Menurut Hudoyo (1988) belajar merupakan suatu usaha yang berupa kegiatan hingga terjadi perubahan tingkah laku yang relatif lama dan tetap.
Kegiatan yang dimaksud itu dapat diamati dengan adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Di sekolah, perubahan tingkah laku itu ditandai oleh kemampuan siswa mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilannya.
Adapun teori merupakan prinsip umum yang didukung oleh data dengan maksud untuk menjelaskan sekumpulan fenomena.
Dengan demikian berdasarkan pengertian belajar dan teori tersebut, secara ringkas dapat dikatakan teori belajar merupakan hukum - hukum/prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi terjadinya belajar.
Teori belajar dapat merupakan sumber hipotesis, kunci dan konsep - konsep sehingga pengajar dapat lebih efektif dalam melaksanakan pembelajaran. Teori belajar akan sangat membantu pengajar dalam membelajarkan siswa. Dengan memahami teori belajar, pengajar akan memahami proses terjadinya belajar pada manusia. Pengajar akan mengetahui apa yang harus dilakukan sehingga siswa dapat belajar dengan optimal.
Tidak ada satupun teori yang dapat menjelaskan secara tuntas semua seluk beluk belajar manusia. Oleh sebab itu dalam mengaplikasikan teori belajar, hendaknya tidak terpaku pada satu atau dua teori belajar tertentu saja, melainkan disesuaikan dengan kondisi faktual, keberagaman, tingkat perkembangan dan sasaran serta tujuan belajar.
Untuk lebih mengoptimalkan hasil pembelajaran, guru perlu memadukan beberapa teori belajar. Namun harus diperhatikan bahwa tidak semua teori belajar dapat dipadukan, karena berangkat dari asumsi-asumsi yang berbeda dalam penyusunan teori belajar tersebut.
1. Teori Behaviorisme:
• Seseorang dianggap telah berhasil belajar jika ditandai adanya perubahan tingkah laku.
• Menurut teori ini, dalam belajar diperlukan adanya input (stimulus) dan output (respon).
• Stimulus adalah segala sesuatu yang diberikan guru, respon adalah tanggapan yang ditunjukkan siswa akibat dari stimulus yang diberikan oleh guru.
• Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut
• Paham behaviorisme berkonsentrasi pada studi tentang tingkah laku yang dapat diamati dan diukur
• Teori ini mengabaikan proses berpikir yang terjadi dalam pikiran
2. Tokoh dalam teori Behaviorisme adalah:
a) Teori pengkondisian Pavlov
b) Teori koneksionisme Thorndike
c) Teori pengkondisian operan Skinner
d) Teori Pembiasaan Asosiasi Dekat oleh Gutrie
e) Teori Kognitif Sosial oleh Bandura
3. Clasiccal Conditioning oleh Ivan Pavlov:
• Teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia juga tidak lain adalah hasil dari pada conditioning, yaitu hasil dari latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap syarat-syarat atau perangsang-perangsang tertentu yang dialaminya dalam kehidupannya.
• Metode Pavlov ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya.
4. Connectionism oleh Thorndike
• Koneksionisme merupakan teori yang paling awal dari rumpun behaviorisme.
• Belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi (connections) antar stimulus dan respons, salah satu pemikirannya adalah tentang ”trial and error learning” (belajar mencoba-coba).
• Thorndike juga mengemukakan beberapa hukum tentang belajar, yaitu: Hukum Kesiapan (Law of Readiness) , Hukum
Latihan (Law of exercise), Hukum Akibat (Law of Effect)
5. Operant Conditioning oleh Skinner
• Teori ini didasari oleh adanya penguatan (reinforcement).
• Jika teori Pavlov yang diberi kondisi adalah stimulusnya maka pada teori ini yang diberi kondisi adalah responsnya.
• Misalnya, karena seorang anak giat belajar maka dia mampu menjawab ujian. Guru kemudian memberikan penghargaan (sebagai penguatan terhadap respon) dengan nilai tinggi, pujian atau hadiah. Berkat pemberian penghargaan ini, anak akan menjadi lebih rajin.
6. Prinsip-prinsip pembelajaran behavioral:
• Buatlah kelas dapat dinikmati secara intelektual, sosial, dan fisik, sehingga para siswa merasa aman dan nyaman.
• Jadilah terbuka dan spesifik mengenai materi yang perlu dipelajari
• Yakinkan bahwa siswa memiliki pengetahuan dan keahlian dasar yang memampukan mereka untuk mempelajari materi baru
• Perlihatkan koneksi antar materi baru dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.
• Ketika materi baru bersifat kompleks, perkenalkan secara perlahan, aturlah materi baru ke dalam beberapa bagian yang berurutan, pendek, dan mudah dipelajari.
• Asosiasikan materi yang akan dipelajari dengan hal-hal yang disukai siswa
• Katakan kepada siswa, hal-hal apa yang paling penting
• Kenali dan pujilah kemajuan. Jangan berharap siswa belajar dengan kecepatan dan jumlah yang sama
• Cari tahu hal-hal apa yang menimbulkan perasaan dihargai untuk masing-masing siswa dan gunakan hai itu untuk menguatkan perilaku belajar siswa.
• Untuk sebuah tugas baru atau sulit, perlu disediakan penguatan yang lebih sering
• Berikan penguatan akan perilaku belajar yang Anda harapkan dari siswa
• Ciptakan situasi yang memungkinkan setiap siswa memiliki kesempatan untuk sukses
• Contohkanlah perilaku Anda agar siswa meniru, contohnya: tunjukan antusiasme dalam belajar
• Bahan ajar yang akan dipelajari harus disajikan dalam bagian perbagian dan dalam langkah-langkah yang berurutan.
7. Teori Belajar dalam aliran Kognitivisme;
• Didasarkan pada proses berpikir dibalik tingkah laku yang terjadi
• Teori ini menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
• Unsur terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu sesuai dengan situasi belajarnya.
• Apa yang diketahui siswa akan menentukan apa yang akan diperhatikannya, dipersepsi olehnya, dipelajari, diingat atau bahkan dilupakan.
8. Tokoh-Tokoh dalam teori Kognitivisme adalah:
• Teori Perkembangan Kognitif Piaget
• Teori Pemrosesan Informasi Gagne
• Teori representasi mode Bruner
• Teori bermakna Ausubel
• Teori belajar matematika Dienes
• Teori belajar geometri Van Hiele
• Teori belajar matematika Brownell dan Van Engen
9. Teori Perkembangan Kognitif Anak oleh Piaget
• Pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuankemapuan mental yang sebelumnya tidak ada.
• Pertumbuhan intelektual bersifat kualitatif. Dengan kata lain, daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.
• Perkembangan kognitif anak terbagi menjadi empat tahap: (1)
Tahap sensory – motor, usia 0-2 tahun; (2) Tahap pre – operational, usia 2-7 tahun; (3) Tahap concrete – operational,
usia 7-11 tahun; dan (4) Tahap formal – operational, usia 11-15
tahun.
10. Teori Belajar Penemuan oleh Bruner
• Teori Belajar Penemuan intinya adalah bahwa seseorang mengolah apa yang diketahui itu kepada satu corak dalam
keadaan baru (lebih kepada prinsip konstruktivisme).
• Belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan.
Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan akan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer yang lebih baik.
• Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah.
11. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dalam Teori Kognitivisme:
• Peserta didik harus membuat hubungan antar informasi baru dengan informasi yang sudah dimilki
• Informasi baru harus disajikan secara logik untuk disampaikan kepada siswa
• Siswa akan melupakan informasi, kecuali mereka berlatih atau berpikir mengenai informasi itu
• Siswa harus berinteraksi dengan guru dan didorong untuk
bertanya
• Ketika siswa dapat menemukan sesuatu atas usaha mereka sendiri, mereka akan belajar lebih baik
• Para siswa perlu belajar mengenai cara belajar
• Tujuan terpenting dalam pembelajaran adalah membantu siswa menjadi pemecah masalah yang lebih baik
12. Konstruktivisme didasarkan pada pernyataan bahwa pengetahuan dibangun oleh diri sendiri dari lingkungan untuk memperoleh pengalaman dan skema. Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu:
1) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang relevan,
2) mengutamakan proses,
3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial,
4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman
5) sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup.
6) Konstruktivisme melandasi pemikiran bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang given dari alam karena hasil kontak manusia dengan alam, tetapi pengetahuan merupakan hasil
konstruksi (bentukan) aktif manusia sendiri.
7) Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan atau realitas. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang membentuk skeme, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.
13. Konsep belajar konstruktivisme Jean Piaget adalah:
• Belajar itu tidak hanya menerima informasi dan pengalaman baru saja, tetapi juga penstrukturan kembali informsi dan pengalaman yang baru.
• Teori ini berlandaskan gagasan bahwa perkembangan anak bermakna membangun struktur kognitifnya atau peta mentalnya yang diistilahkan: schema/skema (jamak = schemata/skemata),
• Konsep jejaring untuk memahami dan menanggapi pengalaman fisik dalam lingkungan sekelilingnya.
14. Teori Konstruktivisme Sosial dari Vygotsky:
• Perkembangan pembelajaran anak dipengaruhi oleh kebudayaannya termasuk budaya dari lingkungan keluarganya.
• Pembelajaran kognisi sosial meyakini bahwa kebudayaan merupakan penentu utama bagi pengembangan individu.
• Manusia merupakan satu-satunya spesies yang memiliki kebudayaan hasil rekayasa sendiri, dan anak manusia berkembang dalam konteks kebudayaannya sendiri.
15. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis konstruktivisme:
• Dalam proses pembentukan pengetahuan, kebermaknaan merupakan interpretasi individual siswa terhadap pengalaman yang dialaminya (Meaning as internally constructed).
• Pembentukan makna merupakan proses negosiasi antara individual siswa dengan pengalamannya melalui interaksi dalam
proses belajar sehingga siswa menjadi tahu (Learning and teaching as negotiated construction of meaning)
• Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari pengajar kepada pembelajar, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan pembelajar membangun sendiri pengetahuannya.
• Mengajar berarti berpartisipasi dengan pembelajar dalam
membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi.
• Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep masing-masing individual siswa.
• Struktur konsep dapat membentuk pengetahuan, bila konsep baru yang diterima dapat dikaitkan/dihubungkan (proposisi) dengan pengalaman yang dimiliki siswa
• Interaksi sosial itu penting, pengetahuan dibangun dengan melibatkan orang lain akan menjadi lebih baik.
• Perkembangan manusia terjadi melalui alat-alat cultural (bahasa, simbol) yang diteruskan dari orang ke orang.
• Zona perkembangan proksimal adalah perbedaan antara apa yang dapat dilakukan sendiri (kemampuan actual) dan apa yang dapat dilakukan dengan bantuan orang yang lebih dewasa (kemampuan potensial)
16. Teori Humanisme:
• Teori belajar pada aliran humanism ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
• Guru harus memperhatikan minat dan kebutuhan anak dan dapat menciptakan lingkungan kelas yang sehat secara sosial dan emosional yang ditandai dengan adanya penerimaan dan rasa saling menghargai
17. Tokoh Humanisme:
• Teori dari Arthur Combs
• Teori dari Maslow
• Teori dari Carl Rogers
18. Prinsip Pembelajaran Humanisme:
• Pembelajaran hendaknya berfokus pada upaya untuk memahami cara manusia menciptakan perasaan, sikap dan nilai-nilai.
• Pembelajaran hendaknya bertemakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar, terutama aspek afektif seperti emosi, perasaan, sikap, nilai dan moral.
• Pembelajaran hendaknya menumbuhkan harga diri dan keyakinan.
• Pembelajaran hendaknya berfokus pada kebutuhan dan minat siswa.
• Sekolah harus menyesuaikan diri menurut kebutuhan anak, bukan anak yang menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah
0 Response to "Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran"
Post a Comment